Minggu, 26 September 2010

Renungkan!!!

Ingatkah kita…

Di waktu kecil ketika masih imut-imut, kita rajin baca Qur’an. Kita pun aktif dalam berbagai pengajian.

Kita jadikan guru, ustadz, dan orang tua kita sebagai teladan.

Kita pun punya cita-cita…”INGIN MASUK SURGA!”

Kita patuh kepada orang tua, tunduk pada guru, dan setia pada teman.

Sekarang, usia kita sudah 17+. Udah dewasa katanya.

Tapi lihatlah. Apakah kedewasaan namanya jika kita berani menyakiti hati kedua orang tua. Apakah dewasa namanya, jika kita sudah tidak punya malu berbusana setengah telanjang? Apakah kedewasaan namanya, jika kita tak mampu membedakan mana yang haq dan mana yang batil? Dan apakah dewasa namanya, jika cinta membuat kita buta akan kebenaran??

Ingatlah, saudaraku.

Hari ini kita masih hidup. Bisa jadi setelah kita merenung sambil membaca tulisan ini, usia kita juga berakhir. Siapa yang bisa menjamin?

Sekarang kita berleha-leha seperti ini, apa kita yakin kelak di akhirat akan selamat?

Saudaraku,

Usia kita hanya Allah saja yang tahu. Jangan sia-siakan kesempatan yang ada. Maju dan songsonglah surga. Takkan pernah merasa lelah sebelum kaki menginjak surga.

Badan kemudian bergetar seperti tersetrum, menangis sejadi-jadinya. Mari kita renungkan, kemana umur dipakai selama ini. Jangankan melihat ke depan, atau menunduk, kepala dan wajah diripun sampai harus menyamping. Malu dan tak sanggup ‘melihat’ perjalanan hidup yang lalu, tak sanggup melihat wajah-wajah orang di sekitar kita, tak pantas memiliki seraut wajah ini. Sungguh tak sanggup mendengar ayat-ayatNya, malu, dan kata-kata yang keluar berulang kali hanyalah ampun ya Allah … ampun ya Allah … ampun ya Allah …

Allah selalu bersama kita.

Renungkanlah sahabatku.

Wanita "Kaca Yang Berdebu"

Ia ibarat kaca yang berdebu
Jangan terlalu keras membersihkannya
Nanti ia mudah retak dan pecah

Ia ibarat kaca yang berdebu
Jangan terlalu lembut membersihkannya
Nanti ia mudah keruh dan ternoda

Ia bagai permata keindahan
Sentuhlah hatinya dengan kelembutan
Ia sehalus sutera di awan
Jagalah hatinya dengan kesabaran

Lemah-lembutlah kepadanya
Namun jangan terlalu memanjakannya
Tegurlah bila ia tersalah
Namun janganlah lukai hatinya

Bersabarlah bila menghadapinya
Terimalah ia dengan keikhlasan
Karena ia kaca yang berdebu
Semoga kau temukan dirinya
Bercahayakan iman. . . .

Pengikut