Kamis, 12 Agustus 2010

Kuliahmu Saja Tidak Akan Merubah Dunia !!!


  Fenomena yang banyak terjadi di kalangan mahasiswa saat ini adalah munculnya sikap apatis terhadap segala konflik atau masalah yang terjadi di Indonesia. Sikap apatis tersebut didasari dari lahirnya budaya hedonis dan akademistis yang terus merusak dan mengikis jiwa kepedulian mahasiswa kepada bangsa. Sebagian besar mahasiswa, kini hanya peduli pada dirinya. Hanya peduli pada kepentingan dan ego pribadi. Hanya memikirkan kebutuhan dan kesenangannya saja.
  Berapa banyak mahasiswa yang kita lihat datang ke kampus, mengikuti kuliah, mengerjakan tugas dan pergi ke perpustakaan saja? Berapa banyak mahasiswa yang kita saksikan di kampus hanya bersenang-senang, mengejar popularitas dan memenuhi nafsu kehendak pribadinya? Kini, dimana-mana kita dapat dengan mudah menemukan orang-orang dengan karakteristik seperti itu. Orang yang kuliah dan datang ke kampus hanya untuk mengejar prestasi, popularitas dan eksistensi. 
  Namun, apakah orang-orang seperti itu salah? Apakah dengan mudahnya kita katakan bahwa mereka semua melakukan sesuatu yang tidak benar? Mereka melakukan semua itu sesuai dengan anggapan dan pikiran mereka bahwa yang mereka lakukan itu benar. Kita, sebagai da’i, tentunya tahu bahwa apa yang kita lakukan demi menegakkan kalimat Allah dan mengibarkan panji Islam adalah sesuatu yang benar. Itu karena kita yakin akan janji Allah. Sedangkan, mereka yang hidup hanya memikirkan prestasi dan popularitas, yakin bahwa dengan kedua hal tersebut akan membawa masa depan yang cerah bagi mereka.
Persamaan kita dengan mereka yaitu sama-sama berangkat dari apa yang diyakini. Namun, tujuan keyakinan itulah yang berbeda. Mereka masih menuju kepada duniawi, sedangkan kita sudah memiliki tujuan samawi. Oleh karena itu, kita tidak punya hak mengatakan mereka semua itu salah, tetapi kewajiban kitalah untuk menunjukkan kepada mereka tujuan yang seharusnya diyakini.
  Banyak mahasiswa yang hanya mengejar kepentingan akademik belaka. Mereka yakin kecemerlangan prestasi akan membawa mereka ke posisi yang tinggi dan kehidupan yang mapan. Benarkah itu? Apakah dengan semata-mata seseorang memiliki ‘kehidupan yang layak’ maka segala masalah bangsa akan terpecahkan? Segala problematika umat akan dituntaskan?
  Perubahan adalah sebuah proses tanpa akhir yang tidak didapat secara instan. Perubahan tidak didapat dengan berleha-leha menikmati segala kemewahan, kekayaan dan kekuasaan yang ada. Perubahan tidak akan didapatkan oleh orang yang hanya memikirkan ego dan kepentingan dirinya saja. Tapi, perubahan adalah proses panjang yang didapatkan dengan usaha dan pengorbanan keras serta dengan niat yang ikhlas tentunya.
Seorang muslim yang mau membuat perubahan tidak bisa hanya bermodalkan ilmu atau niat atau kerja nyata saja, tapi dibutuhkan ketiganya untuk menciptakan perubahan yang spektakuler dan menorehkan sejarah yang akan selalu dikenang

Pengikut